flu burung*
Flu Burung merupakan penyakit menular pada hewan yang disebabkan oleh virus-virus avian influenza, yang norrmal hanya menginfeksi kelompok unggas dan babi (jarang terjadi). Semua jenis unggas rentan terhadap infeksi ini, namun ternak peliharaan merupakan jenis yang paling rentan.
Penyakit flu burung dapat dengan cepat menyebar dari satu peternakan ke peternakan lainnya. Hal ini disebabkan karena sejumlah besar virus dikeluarkan bersama dengan kotoran unggas, yang kemudian akan mengkontaminasi debu dan tanah. Virus yang diterbangkan oleh angin dapat menyebarkan penyakit tersebut dari satu unggas ke unggas lainnya, dan menyebabkan infeksi bila virus tersebut terhirup.
Virus dapat juga menyebar melalui peralatan, kendaraan, makanan unggas, kandang, atau pakaian (terutama sepatu) yang terkontaminasi. Virus dapat juga ‘terbawa’ pada kaki dan tubuh hewan-hewan lain, seperti hewan pengerat (tikus), yang berfungsi sebagai vektor mekanis dalam penyebaran penyakit.
Selain dikeluarkan bersamaan dengan kotoran unggas yang terinfeksi, virus juga terdapat dalam cairan ludah dan cairan hidung.
Penyakit ini tidak menyebar dari manusia ke manusia. Namun, Kementerian Kesehatan Thailand, pada 27 September 2004, melaporkan adanya kemungkinan untuk terjadinya penyebaran manusia ke manusia yang terjadi hanya dalam lingkup keluarga dan tidak ke masyarakat sekitarnya.
Dari berbagai jenis virus avian influenza, yang dianggap paling berbahaya adalah jenis virus influenza A atau disebut juga virus H5N1, karena virus ini dapat dengan cepat bermutasi dan mempunyai kecenderungan untuk bertukar gen dengan virus influenza dari species lain. Selain H5N1, terdapat 2 strain virus avian lain yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, seperti strain H9N2, H7N7, H7N3 dan H7N2.
Gejala-gejala flu burung pada manusia:
Gejala-gejala flu burung pada manusia bervariasi, mulai dari gejala khas flu (demam, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri otot) sampai terjadi infeksi mata, pneumonia, penyakit paru berat dan komplikasi-komplikasi yang berat dan mengancam jiwa. Gejala-gejala flu burung tergantung dari jenis virus yang menginfeksi.
Cara Pencegahan Penyebaran Virus:
- Yang terpenting adalah memusnahkan dengan segera semua unggas yang terinfeksi atau terpapar, menangani bangkai dengan baik, dan mengisolasi serta melakukan tindakan suci hama pada daerah tersebut (misalnya peternakan)
- Virus akan mati bila dipanaskan (56oC selama 3 jam atau 60o selama 30 menit) dan dengan zat suci hama (desinfektan) seperti formalin dan iodine
- Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin pada kotoran hewan selama 3 bulan. Di dalam air, virus dapat bertahan sampai 4 hari dalam suhu 22 derajat Celcius dan lebih dari 30 hari pada suhu 0 derajat Celcius.
Cara Pencegahan Tertular Virus Avian Influenza:
- Untuk meminimalisasi kemungkinan tertular, hindari kontak dengan unggas (seperti ayam, bebek, angsa, burung merpati, burung puyuh) atau burung liar lainnya, dan hindari daerah yang kemungkinan terdapat unggas terinfeksi H5N1, seperti peternakan, daerah yang banyak memelihara unggas di pekarangan rumah dan pasar unggas hidup
- Hindari mengkonsumsi daging unggas dan produknya (termasuk darah) yang tidak dimasak atau dimasak setengah matang
- Sama seperti halnya penyakit infeksi lainnya, satu hal yang sangat penting untuk pencegahan adalah dengan mencuci tangan sesering mungkin. Tangan dibersihkan dengan mengunakan air dan sabun (atau bila tangan tidak terlihat kotor, dapat menggunakan pencuci tangan tanpa air dengan bahan dasar alkohol). Singkirkan semua material yang dapat menularkan dari kulit.
Pada saat menyiapkan makanan:
- Pisahkan daging mentah dari makanan yang telah dimasak atau makanan siap santap. Hindari penggunaan papan talenan atau pisau yang sama untuk memotong daging mentah dan makanan siap santap
- Cucilah tangan selalu pada saat setelah memegang bahan mentah dan sebelum menyiapkan makanan yang telah dimasak
- Hindari meletakan makanan/daging yang telah dimasak pada piring atau tempat yang sama sebelum makanan/daging tersebut dimasak
- Semua makanan yang berasal dari unggas, termasuk telur dan darah, harus dimasak sampai matang. Rebuslah telur sampai matang sekali, termasuk kuning telurnya. Virus-virus influenza dapat dimatikan dengan pemanasan, oleh sebab itu untuk memasak daging unggas paling tidak suhu harus mencapai 70 derajat Celcius (158 derajat Fahrenheit)
- Cucilah kulit telur dengan air bersabun sebelum diolah dan dimasak, dan sesudah itu cucilah tangan
- Hindari menggunakan telur mentah atau setengah matang pada makanan yang tidak akan dimasak kembali
- Setelah memegang daging unggas mentah atau telur, cucilah tangan dan semua permukaan dan peralatan masak dengan segera dan menyeluruh dengan menggunakan air dan sabun.
Jika merasa terpapar virus Avian Influenza, lakukan langkah-langkah pencegahan sebagai berikut:
- Monitor kondisi kesehatan selama 10 hari
- Bila kemudian jatuh sakit dengan gejala demam, sulit bernafas, batuk dan gejala lainnya selama periode ini, berkonsultasilah pada tenaga medis atau ke layanan kesehatan setempat
- Hindari melakukan perjalanan pada saat sakit, dan sebisanya kurangi kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran penyakit menular apapun.
Sampai dengan saat ini, masih belum ditemukan vaksin yang dapat melindungi manusia dari penyakit flu burung ini.
Untuk informasi mengenai Flu Burung, dapat dilihat pada situs berikut:
http://www.cdc.gov/flu/avian/index.htm
http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/en
* diambil dari brosur di kantor
Labels: campaign
3 Comments:
hehehehe... dan sama dengan di milis ;)
Thu Jul 21, 12:40:00 PM 2005
yup, lumayan nambah pengetahuan tapi untuk anak kedokteran kurang lengkap informasinya ^@^.
Fri Sep 16, 05:09:00 PM 2005
Permisi ya, ijin naskahnya di hyperlink ketempat saya.
Untuk tambahan info buat artikel kecil saya. Kalau keberatan tolong japri ya ? Tx banget, and salam kenal.
Sat Feb 04, 01:18:00 AM 2006
Post a Comment
<< Home