"Jangan lupa dendengnya.."
Minggu ini, anak-anak kos di sekitar (kos) gue mulai pada balik dari liburan semester atau liburan apa lah namanya. Mobil dengan "Papah" dan "Mamah" sebagai penumpang mulai antre keluar masuk gang buntu yang menjadi alamat rumah kos. Mereka mulai berdatangan minggu sore. Ada yang Minggu subuh udah datang, tapi nggak pake "papah" dan "mamah" alias datang sendiri karena kemalaman clubbing dan lebih dekat pulang ke kos.
Lalu lintas orang lalu lalang pastinya nambah. Disertai makin banyak bawaan yang keluar masuk. Stok pakaian musim hujan pasti ganti dengan musim panas. "Mamah" pasti sibuk membantu membawakan barang-barang sang anak kesayangan, sementara "Papah" nunggu di mobil, siap-siap manuver kalo ada mobil atau taksi lain datang.
Mamah: Dendeng belum diambil, ya? Yang ini udah diambil.. ntar untuk keperluan kamu ke kampus gimana.." (sunyi sejenak, suara tas kresek diletakkan). "Nanti cuciannya gimana? Kalo Papah berangkat ke kantor ya?"
Anak kos: "Iya, kalo Papah sampe sini setengah tujuh, nanti cuciannya aku kasih. Kalo nggak ya nggak apa-apa. Minggu depan kan aku internship."
Gue terus-terang bersimpati banget sama peran "Papah" karena harus menyimpan cucian kotor di mobil mulai pagi sampe sore
Lucu juga mahasiswa dan mahasiswi di Jakarta ini.. Tinggal di daerah dekat kampus dengan berbagai alasan: supaya tidak harus bangun pagi buta dari rumah menuju ke kos, menghemat uang transportasi, bisa belajar kelompok, bisa cukup istirahat.. Tujuannya emang untuk ngirit, bukan untuk hidup lebih mandiri.. Orang tua pun menyelenggarakan berbagai trik ekstra agar (kehidupan) kuliah dapat terus terlaksana.. Termasuk puluhan pasang sepatu (meski hanya keluaran Blok M), makan di kafe terdekat (meski yang paling murah), laptop (meski yang low end punya), ongkos taksi (meski hanya akhir minggu atau Senin pagi)..
Labels: life
0 Comments:
Post a Comment
<< Home